Menemukan Dua Hal yang Penting
Dalam perjalanan mengembangkan diri, saya menyadari ada dua hal yang penting sekali untuk diatasi. Sebelum dua hal ini ditemukan, disadari, saya rasa akan sulit perjalanan ini untuk menemukan ujungnya.
Pertama, adalah mengetahui apa kelemahan terbesar kita. Kelemahan itu bisa sesuatu yang memang tidak kita sukai, atau bahkan sesuatu yang kita benci, atau sesuatu yang kita takuti dan sangat hindari. Bisa juga sesuatu yang sangat sulit untuk kita lakukan.
Kelemahan ini sebaiknya kita sadari segera agar bisa dicari solusinya, dan supaya usaha kita ke depannya tidak mandeg. Well, saya pribadi menyadari bahwa kelemahan terbesar saya adalah sulit bagi saya untuk bisa konsisten. Istikamah. Dan saya menyadari bahwa ini fatal sekali.
Pasalnya, dari banyak sumber, ustadz, guru, narasumber, buku-buku, seringkali saya menemukan pernyataan bahwa konsistensi adalah kunci. Jelas, dalam beribadah pun konsisten itu sangat penting. Bahkan dalam sebuah hadist riwayat Muslim, dari Aisyah ra., Rasulullah SAW mengatakan bahwa amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang konsisten walaupun sedikit.
Namun, saya bersyukur karena telah menyadari hal ini, dan insyaallah hal ini bisa diatasi. Bukan sesuatu yang mutlak dan tidak akan berubah. Inilah pentingnya kita menyadari kekurangan, supaya kita bisa mengatasinya. Kalaupun gagal, paling tidak kita bisa memperbaiki sedikit demi sedikit.
Salah satu cara mengatasinya, menurut saya, adalah dengan mengikuti kelas atau kegiatan seperti 30 DWC ini. Dengan begitu, ada tuntutan, ada dukungan dari luar agar saya bisa konsisten menulis. Karena itu juga, tujuan utama saya dalam program ini adalah konsistensi, sedangkan kualitas memang tidak terlalu diprioritaskan.
Bagaimana denganmu? Apakah sudah menemukan kelemahan diri sendiri? Tidak apa, pelan-pelan saja. Sambil menjalani, mungkin akan ditemukan dan disadari.
Lagipula, ada hal lain yang mungkin ini lebih menyenangkan untuk kita temukan, dan memang perlu ditemukan juga, yaitu kelebihan. Kebalikan dari poin pertama, di poin kedua ini kita sebaiknya bisa menemukan apa kelebihan diri.
Kelebihan ini bisa berupa sesuatu yang kita senangi, sesuatu yang kita rasa mudah melakukannya, sesuatu yang kita senang melakukannya walaupun banyak tantangan. Tentunya sesuatu ini yang positif untuk dilakukan, ya, bukan hal negatif.
Bagi saya, kelebihan ini adalah menulis, dan membaca. Saya senang menulis, saya rela begadang demi bisa menulis dengan tenang, saya lebih suka menulis daripada menjahit (misalnya) atau melakukan kerajinan tangan lain.
Demikian juga membaca, jika sudah bertemu buku-buku yang tepat, maka tebal pun tetap bisa dilahap. Saya pribadi lebih banyak membaca novel, novel dalam negeri, dan beberapa novel terjemahan. Beberapa buku self improvement, dan buku motivasi.
Tadinya saya pikir ini sebuah kebiasaan yang biasa saja, ternyata tidak. Di era serbacepat, serbadigital, tidak semua orang suka dan bisa membaca buku. Jadi, saya rasa senang membaca masih menjadi sebuah kelebihan.
Karena sudah menyadari kelebihan ini, saya fokus pada hal ini. Mengasah kemampuan menulis dan skill lain yang terkait. Sambil tetap mengatasi moody yang membuat inkonsisten.
Menemukan dua hal ini tidak mudah karena bisa jadi kita justru denial. Namun, saya rasa dua aspek ini adalah hal yang penting dalam berbagai hal. Bukankah dalam hidup ini kita ingin lebih efektif dan efisien? Dengan menyadari kelebihan dan kekurangan, saya rasa bisa sangat membantu.
Semoga kita bisa menemukan dua hal penting ini dan mengolahnya sehingga perjalanan hidup yang sebentar ini bisa lebih bermakna.
#30DWCJilid46
Comments
Post a Comment