Kelas Online dengan Mba Indah

Day 20

Semalam ada kelas via Zoom, bagian dari kelas 30 DWC. Kelas tentang menulis sudah tidak asing bagiku, tapi yang satu ini cukup spesial karena pematerinya.

Narasumber semalam adalah Mba Nurindah atau yang akrab disapa Mba Indah. Mba Indah adalah seorang psikolog, pendiri XBrasi, dan juga penulis buku nonfiksi. Bagiku sendiri, Mba Indah adalah seorang mentor menulis.

Pertama kali dimentori oleh Mba Indah ketika program dari Rumah Belajar Menulis IP Jakarta, namanya Solo-book Bootcamp (RBM SBC) kalau tidak salah. Itu di pertengahan tahun 2021. Aku senang sekali bisa mengikuti program RBM itu. Walaupun lumayan deg-degan pas tahu mentor nonfiksinya adalah Mba Indah. 

Alhamdulillah, Mba Indah lihai sekali dalam memberi kritik dan saran yang konstruktif. Tidak membuat kita down, apalagi aku yang masih newbie dalam menulis buku solo. Kebetulan juga tema tulisanku bersinggungan dengan psikologi lah gitu, jadi makin yakin kalau dimentori sama Mba Indah yang seorang psikolog.

Dua tahun berselang setelah program RBM SBC selesai, naskah yang kutulis itu kuedit sesuai saran mentor, lalu kudaftarkan ke Editor’s Clinic GPU, dan ternyata lolos! Baru beberapa hari yang lalu aku mengirimkan naskah lengkapnya ke editor. Semoga ada kabar baik. Aamiin.

Jadi, ketika semalam ada kelas Zoom, aku berusaha ikut karena ingin mendengar materi dari Mba Indah, dan memang materinya sangat menampar diri ini. Jadi begini, dari kelas bertajuk “Mengubah Kontemplasi Menjadi Tulisan Berisi” itu aku seakan ditegur bahwa sebuah tulisan itu hendaknya melalui proses berpikir, dianalisis, sehingga menghasilkan pesan yang berfaidah, bermakna. Jangan hanya sekadar curhat tanpa ada pemikiran atau perenungan apa-apa. 

Ini kalau ingin menaikkan nilai atau kualitas tulisan. Kalaupun menulis hanya untuk curhat yaa tidak masalah juga, hanya saja rasanya jadi pembaca kurang mendapat pesan dari sana. Kecuali kalau pembaca mau berkontemplasi sendiri. Hehe.


#30DWCJilid46

#30DWC

#Day20

Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik