ISK, Fimosis, dan Sunatan yang Tertunda


Bagi ibu-ibu yang memiliki anak laki-laki mungkin sudah kenal dengan istilah fimosis. Fimosis adalah keadaan ketika kulit kulup penis itu terlalu rapat, sehingga ketika ditarik akan sulit untuk kepala penisnya keluar. Kondisi ini membuat risiko infeksi saluran kencing (ISK) meningkat.

Itulah yang dialami oleh si sulung. Dia sudah pernah terkena ISK ketika usia hampir empat tahun. Waktu itu dokter mendiagnosis fimosis dan menyarankan sunat. Alhamdulillah ISK-nya sembuh. Namun, belum kunjung disunat karena anaknya masih sangat enggan.

Kira-kira setahun kemudian, dia ISK lagi dan agak lebih parah. Kali ini benar-benar diperiksa urin, USG, dan diberi obat antibiotik. Alhamdulillah sembuh. Lagi-lagi dokter menyarankan segera sunat. Ketika itu dokter menyarankan sunat di rumah sakit, karena ada kondisi fimosis dan sudah pernah ISK.

Nah, setelah bujuk rayu, beberapa bulan setelahnya anaknya mau disunat. Dia sudah tidak takut lagi karena diiming-imingi akan disunat barengan dengan saudara sepupunya, berempat. Wkwk.

Rencananya mereka berempat akan diikutkan di sunatan massal. Dua minggu sebelum hari-H, diadakan screening untuk mengetahui apakah anak-anak ini bisa disunat di sunatan massal atau tidak. Dan dari empat anak ini, ternyata hanya dua yang lolos screening, sementara dua lainnya–termasuk anakku–tidak lolos.

Dokter bilang karena ada fimosis, sehingga proses sunatnya bisa jadi lebih lama. Dikhawatirkan anestesi yang diberikan sudah habis ketika proses belum selesai. Karena di sunatan massal ini dosis anestesi yang diberikan memang yang minimalis. Jadi, disarankan untuk sunat di rumah sakit atau di klinik. 

Alhamdulillah ‘alaa kulli haal. Semoga saja setelah ini si sulung masih semangat untuk disunat walaupun tidak rame-rame. 

Well, sepertinya ini salah satu pernak-pernik anak laki-laki.

#30DWCJilid46

#30DWC

#Day12


Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Pengalaman Kuret Setelah Melahirkan

Lima Hal yang Membuat Bartimaeus Trilogy Menarik