Resensi Novel Janji (Tere Liye)

Janji Tere Liye


Novel Janji karya Tere Liye ini baru terbit di tahun 2021, tapi di Maret 2022 sudah masuk cetakan kelima. Wow. Tidak mengeherankan sebenarnya kalau melihat nama penulisnya. Hehe. 

Bagi pembaca setia tentu sepakat seratus persen bahwa novel Janji ini desainnya mirip dengan Tentang Kamu. Yaitu tentang pencarian seseorang. Kita diajak menyusuri lorong-lorong gelap kehidupan si tokoh utama untuk kemudian mengambil segudang hikmah.

Jika di Tentang Kamu ada sosok Zaman sang pengacara yang menjadi pemantik cerita, di Janji kita akan dipandu oleh tiga remaja usil: Baso, Kahar, dan Hasan. Mereka bertiga ditugaskan oleh kepala pondok (pesantren) untuk mencari sosok “misterius” bernama Bahar. 

Seperti biasa, novel Tere Liye yang satu ini juga membuat saya penasaran untuk terus membaca. Ingin cepat-cepat mengetahui kelanjutan perjalanan hidup Bahar. Ada sejumlah action atau laga dalam novel ini yang membuatnya kurang pas dibaca oleh anak-anak, tetapi menjadi bumbu menarik bagi orang dewasa.

Tenang saja, walaupun mirip, Janji menawarkan keunikan tersendiri, berbeda dengan kehidupan Sri Ningsih. Banyak pesan moral yang ingin disampaikan penulis dalam novel ini, salah satunya tentang ilmu. 

“Ilmu itu gratis” adalah salah satu ucapan Bahar. Ini juga yang pernah dikatakan suami saya, dan kami berbeda pendapat kala itu. Menurut saya, ilmu itu mahal, tidak gratis, tidak cuma-cuma. Ternyata, kami hanya berbeda sudut pandang. “Ilmu itu gratis” adalah sudut pandang “guru” atau pengajar, supaya senantiasa ikhlas dalam berbagi ilmu.

Sedangkan “ilmu itu mahal” adalah sudut pandang yang harusnya digunakan oleh penuntut ilmu agar rela berkorban demi mencari ilmu yang bermanfaat. 

Hal lain yang berkesan bagi saya dari novel ini adalah sejumlah kemiripan antara Bahar dan tokoh utama anime “Gintama”. Iya, kita agak berbelok ke anime, ya, karena ini mirip banget menurut saya.

Dalam Gintama, tokoh utamanya adalah Gintoki. Kemiripannya dengan Bahar yaitu sama-sama pemabuk tapi bukan perokok, sama-sama suka berjudi, dan terlihat cuek pada sekitarnya. Keduanya juga jago berkelahi, bekerja serabutan, suka menolong orang yang lemah, dan sama-sama punya “murid” atau bawahan. Gintoki adalah karakter yang menarik karena sikapnya tidak tertebak, dan itu juga kesan yang saya dapat pada Bahar. 

Overall, novel ini bagus dibaca siapa saja yang sudah cukup dewasa. Yang membuat saya agak greget tuh, saya justru mau tahu lebih banyak tentang Baso, Kahar, dan Hasan. Wkwk. 

Sekadar informasi tambahan, novel Janji ini bukan diterbitkan oleh Gramedia sebagaimana novel-novel Tere Liye sebelumnya. Akan tetapi, novel ini dicetak oleh percetakan Gramedia. Jadi, nggak heran kalau kualitas fisiknya tetap bagus. Walaupun saya pribadi kurang suka desain sampulnya. 

Informasi Buku:

  • Judul: Janji
  • Penulis: Tere Liye
  • Tahun terbit: 2021
  • Penerbit: Sabakgrip
  • Harga: Rp89000
  • Tebal: 486 halaman
  • Rekomendasi usia: 15 tahun+

 


Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Kalis

Review Novel The Star and I (Ilana Tan)