Ruwetnya Mengurus SIM Card Baru





Disclaimer: Ini adalah curhatan saya tentang mengurus SIM Card baru karena handphone yang hilang. Penuh emosi dan bikin pegal. Well, pengalaman orang lain bisa jadi berbeda.

Backstory: hari Senin lalu, tepatnya 7 Juni 2021, handphone ibu saya raib, tak ditemukan di mana-mana walaupun ibu saya yakin handphone-nya tidak dicuri.

Dua hari setelahnya, Rabu, saya dan ibu saya menyerah mencari dan memutuskan ke gerai Indosat untuk membuat SIM Card baru dengan nomor sama. Iya, zaman sekarang kalau kehilangan handphone rasanya bukan hanya kehilangan alat komunikasi, tetapi semua foto, nomor kontak, dan aplikasi di dalamnya itu yang bisa jadi lebih berharga.

Hanya berbekal KTP, kami datang ke gerai Indosat. Rupanya, sekarang membuat SIM Card baru tak semudah dahulu kala, Kawan. Dulu hanya modal KTP asli sudah cukup, sekarang harus dilengkapi dengan fotokopi KK dan surat keterangan hilang dari kepolisian. Duh!

Sudahlah kami masih sedih dan gamang karena kehilangan handphone, masih harus ribet dengan surat ini itu juga. Tapi bagaimana lagi, tak ada pilihan lain.

Baiklah, setelah itu kami langsung ke kantor polisi terdekat untuk membuat surat keterangan kehilangan. Untunglah ada petugas polisinya, proses pembuatan pun cepat, dan kami balik lagi ke gerai Indosat. Sedangkan untuk KK, saya minta adik saya di rumah mengantarkannya ke gerai Indosat.

Persyaratan sudah lengkap, artinya bisa langsung diproses. Paling tidak, saya kira begitu. Lagi-lagi, tidak, Kawan. Hidup sekarang memang tak semudah berselancar di dunia maya. Ibu saya diminta mengisi formulir dan ditanyai macam-macam pertanyaan yang bikin saya keki. Kenapa? Ya, karena ibu saya tentu kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Contohnya:

Sebutkan tiga nomor kontak terakhir yang Anda hubungi! Alamaak, jangankan ibu saya, saya pun kalau ditanya begitu bisa jadi tidak ingat. Karena sekarang kita mengandalkan handphone untuk mengingat ini itu, termasuk nomor handphone orang. Mungkin hanya orang-orang terdekat yang kita hafal nomornya. 

Apa merk handphone Anda? Tipenya? Merknya Samsung, tipenya? Entahlah, saya tidak ingat tipe apa. Di antara segudang model handphone Samsung yang mirip-mirip itu, mau menebak-nebak pun sulit. Apalagi itu handphone dibeli empat tahun lalu.

Apa paket internet yang terakhir Anda beli? Nah, kalau ini bisa diingat jumlah kuota yang terakhir dibeli. 

Untuk apa pertanyaan-pertanyaan itu? Kata operatornya siy untuk memastikan bahwa nomor dan handphone yang hilang itu beneran handphone ibu saya. Terserahlah. Yang penting ibu saya segera dapat nomor baru.

Namun, untuk kesekian kalinya, hidup tak semudah itu. SIM Card baru bisa diambil sekitar tujuh hari kemudian. Iya, tujuh hari! Atau kalau ingin jalur yang lebih cepat, bisa dalam waktu 1-3 hari, tetapi harus berlangganan kuota abodemen sebesar Rp70.000 per bulannya. Hadeeeh.

Kami tidak memilih opsi itu dan lebih baik menunggu saja. Di samping sudah keburu emosi juga tentunya. 

Entah sejak kapan, mengurus SIM Card baru jadi ruwet seperti ini. Mungkin sejak nomor handphone dijadikan alat verifikasi ini itu, terhubung dengan aplikasi ini itu, sehingga harus lebih ketat dalam pengurusan SIM Card hilang. 

Yang jelas, jagalah handphone dan SIM Card kalian jika tidak ingin mengalami keruwetan nan menguras emosi seperti ini. Sekian dan terima kasih.





Comments

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Kalis

Review Novel The Star and I (Ilana Tan)