Mari Menikmati Kebisingan
Saya membeli buku ini di akhir tahun 2020, dan buku ini resmi jadi buku pertama yang tamat saya baca di 2021.
Awalnya saya bingung membaca buku ini, setelah membaca beberapa puluh halaman, baru kusadari ternyata ini kumpulan cerita. Ya ampun, telat amat ya nyadarnya. Wkwk.
Lebih tepatnya ini semacam kumpulan curhatan, kejujuran terdalam, perasaan terpendam, yang tidak hanya ada dalam diri seseorang, tapi dalam diri banyak orang. Dari sekian banyak kebisingan dalam buku ini, saya yakin minimal ada satu atau dua atau mungkin lebih, yang Anda bisa relate. Atau paling tidak terasa “mirip” dengan kehidupan Anda, atau orang di sekitar Anda.
Di beberapa cerita saya bahkan merasa “jangan-jangan ini curhatan temenku”, karena mirip banget sikonnya.
Biasanya saya kurang suka buku-buku semacam ini, hanya baca beberapa halaman lalu berhenti karena terasa klise. Akan tetapi, Bising ini rasanya berbeda dan menohok. Di buku ini ada berbagai sudut pandang yang begitu mewakili dan jujur, blak-blakan. Ada puluhan cerita dengan tokoh “Aku” yang berbeda-beda. Ada istri yang kecewa, suami yang baru di-PHK, bujangan yang mendamba akhwat, wanita yang muak dengan omongan tetangga, orang tua yang tak memahami anak milenial, dll.
Salah satu yang membuat terharu yaitu cerita berjudul “Menembus Sepinya Jalan”. Curhatan seorang tukang nasi goreng keliling yang merasa gagal mendidik anak. Anaknya nyebelin gaes. :’(
Bagi saya sendiri ini pengalamn baru membaca buku dengan genre atau format seperti ini. Membuat Bising terasa segar, menghibur, sekaligus memberi banyak pelajaran berharga. Beberapa quote yang saya suka dari buku ini:
"Bagaimana mungkin kamu merasa kalah padahal kamu tidak berjuang?" (hlm. 139)
"Aku tidak pernah melihat saudara yang sibuk bergunjing seperti itu. Tak ada saudara yang seperti itu." (hlm. 133)
"Aku ingin sekali memeluknya, dan mendapatkan pelukan yang dulu pernah kuterima setiap hari kala dia masih kecil." (hlm. 63)
Buku yang unik untuk mengawali tahun. Pesan dalam buku ini kurang lebih agar lebih mendengarkan kata hati, agar berani, tegar, dan jujur pada diri sendiri. :))
Comments
Post a Comment