Bukan Harapan Pandora

Setiap kali mendengar kata “harapan”, saya selalu teringat dengan kisah kotak Pandora. Sebuah kisah mitologi Yunani yang pernah saya baca beberapa tahun lalu. Dalam mitologi tersebut, “harapan” menjadi hal yang sangat baik sekaligus sangat buruk. Namun, benarkah demikian?

 

Sering kali dalam sebuah film, novel, dan cerita lainnya, harapan menjadi alasan seseorang bertahan dalam hidup dan terus berjuang. Ini sisi baik harapan. Sisi buruknya pun sama, seseorang akan terus berjuang dengan alasan “harapan” tanpa tahu bahwa hal itu hanya menyeretnya dalam kesedihan mendalam tanpa kepastian. Seperti diungkapkan dalam kisah Pandora. Mungkin ini sebabnya muncul istilah “harapan palsu”.


Walaupun demikian, harapan itu juga lah yang mendorong saya akhirnya memberanikan diri menjadi PJ Rumbel Menulis IP Batam. Eh, kok nyambungnya ke sini? Gapapa lah ya? Hahaha. Menjadi PJ, tentu saya punya harapan khusus. Berawal dari keinginan agar rumbel ini tetap ada, dan aktif, saya berharap rumbel ini nantinya menjadi pendorong dan wadah para perempuan hebat untuk berkarya melalui tulisan.


Coba bayangkan, sekelompok perempuan, yang sering disebut-sebut sebagai madrasah pertama, pendidik, berkumpul dan bersama-sama menulis, menyebarkan kebaikan, kebahagiaan. Indah bukan? 


Ya, itu adalah sebuah harapan besar, impian besar. Namun, terlepas dari itu, saya ingin semua member rumbel menulis ini bahagia dalam berkarya, produktif menghasilkan tulisan, di dalam, maupun di luar rumbel. Itu saja.


Semoga Allah mengabulkan harapan ini. Amin. :)






Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Resensi Novel "Represi"

Kalis

Review Novel The Star and I (Ilana Tan)