Paling Tidak, Berempatilah!
Sebelum ada pesan “berdamai dengan corona”, yang selalu terngiang adalah “perang melawan corona”. Faktanya memang sampai saat ini kita masih berperang melawan corona. Dan ketika perang, tentu kita perlu senjata. Sayangnya, sejak dulu, Indonesia tak punya senjata canggih. Saya masih ingat dalam pelajaran sejarah selalu disebutkan bahwa zaman dahulu kala, bangsa kita bisa menang melawan penjajah dengan bermodal tombak kayu. Sedangkan penjajah memiliki senjata mutakhir. Mungkin kita lupa, bahwa sekarang pun senjata yang kita miliki masih tetap sama: gotong royong dan doa. Kita tidak punya senjata canggih melawan corona. Buktinya, di awal Covid-19 masuk ke Indonesia, laboratorium yang bisa mengecek hanya di Jakarta, di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan milik Kementerian Kesehatan. Ya, saat ini telah ada 103 laboratorium yang digunakan, tapi jumlah spesimen yang diperiksa tiap harinya masih minim. Jumlah kasus yang telah diperiksa spesimennya sampai hari ini baru sekitar ...