Posts

Showing posts from April, 2020

Mari Ngobrol

Masih tentang hikmah dibalik wabah. Keadaan ini sungguh mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya adalah untuk tetap saling berkomunikasi, saling menyemangati, saling menguatkan. Caranya adalah dengan bicara, ngobrol. Walaupun social distancing dan #dirumahaja, kita tetap bisa komunikasi via WA, telepon, dan video call . Ada banyak media. Tapi kali ini saya ingin tekankan tentang menelepon, baik via video call maupun voice call . Ketika Anda mulai merasa jenuh di rumah, mulai kehabisan ide, semangat menurun, dan kurang piknik, teleponlah seseorang. Bisa orang tua, kakak atau adik, teman kuliah, sahabat, siapa saja yang Anda rindukan. Teleponlah dan ajak ngobrol. Most likely , orang yang Anda telepon juga merasakan hal yang tak jauh beda dengan Anda, sehingga bisa saling mendukung, menguatkan, melepas rindu. Saya misalnya, baru saja menelepon salah seorang sahabat saya yang berdomisili di Tangsel. Sudah agak lama tidak ngobrol panjang lebar, kami pun bisa bercerita macam-macam. Diawa...

Mengkritisi Karya Sendiri

Akhir-akhir ini saya senang membaca ulang tulisan saya sendiri. Bukan tulisan terbaru di blog, yang saya baca adalah tulisan saya enam tahun lalu. Ada dua tulisan, yang satu berjudul Lucy & Danny, dan satu lagi Artemis dan Apollo. Keduanya dalam format novel, fiksi. Kedua naskah novel itu tak pernah pergi ke mana-mana. Saya tidak mengirimkannya ke mana pun, dan tak ada yang pernah membacanya sampai tuntas kecuali saya sendiri. Haha. Dan karena saya baru selesai membacanya lagi, saya ingin mereview tulisan saya tersebut. Dimulai dari Artemis & Apollo. Artemis & Apollo bercerita tentang dua orang pria dari dua suku yang selalu bermusuhan sejak zaman dulu kala. Artemis dari suku West, dan Apollo dari East. Anak-anak dari kedua suku tersebut sejak lahir sudah didoktrin untuk saling membenci, dan tak mengenal kata pertemananan atau kerja sama. Namun Artemis dan Apollo tak senang dengan keadaan tersebut. Mereka merantau jauh dari sukunya dan takdir mempertemukan mereka di negeri ...

Ikut 30 Days Writing Challenge Lagi

Image
Ini adalah kali kedua saya mengikuti 30 Days Writing Challenge yang dimentori oleh Kak Rezky Firmansyah. Kali ini saya ikut di jilid 23, sebelumnya di jilid 21. Kenapa saya mengikuti DWC lagi? Pertama karena saya senang sih, di sini tuh ada mentor yang rajin memberi tanggapan tentang tulisan para peserta. Baik nonfiksi maupun fiksi ada mentornya. Kedua, saya biasanya akan lebih rajin nulis kalau ada programnya gini. Ada barengannya. Jadi tidak semata-mata mengandalkan mood . Cause I can’t trust my mood to always be good . Wkwk. Jadi dengan ikut lagi, saya harap akan lebih rajin, dan tentu saja berharap tidak terdepak. Ketiga, saya ikut 30 DWC Jilid 23 karena saya punya voucher gratisan. Kan sayang kalau dilewatkan. Hehe. Voucher ini saya dapatkan karena ikut menjadi editor antologi 30DWC Jilid 21. Terima kasih atas kesempatan berharga tersebut. Sungguh pengalaman menyenangkan, banyak ilmu yang didapat. Mau coba jadi editor lagi di jilid ini, tapi kok agak khawatir bisa bertahan...

Mudik, Pulang Kampung, dan Corona

Image
(Sumber: Pixabay) Harap tenang, pemirsa. Masalah mudik dan pulang kampung saya yakin banyak yang sudah mencarinya di KBBI. Walaupun menurut KBBI mudik dan pulang kampung itu sama, namun presiden kita memandangnya berbeda. Tentunya dihubungkan dengan situasi saat ini yang tengah dilanda pandemi. Mudik diartikan sebagai tradisi pulang kampung yang dilakukan jelang lebaran. Biasanya ada yang mudik sejak pertengahan Ramadan. Tujuannya adalah untuk berlebaran di kampung halaman, dan akan kembali lagi merantau setelah selesai libur lebaran. Sedangkan pulang kampung adalah kembali ke kampung dengan tujuan memang tinggal di kampung untuk waktu yang lama, entah kembali ke kota lagi atau tidak. Mungkin seperti itu yang dimaksud pemerintah. Nah, pemerintah melarang mudik dengan tujuan mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas. Menurut saya pribadi sebagai orang awam, pelarangan ini bagus, walaupun disayangkan karena banyak yang telah lebih dulu pulang kampung sebagai dampak corona...

Creative Writing with Rijo Tobing

Image
Malam ini sungguh berbeda dan membahagiakan. Pasalnya malam ini saya mengikuti kelas online melalui Zoom. bisa dibilang ini adalah pertama kalinya saya mengikuti kelas online via Zoom. Topiknya tentang creative writing , dengan narasumber Mba Rijo Tobing. Siapakah Mba Rijo Tobing? Saya pernah menulis tentang sesi Kenal Lebih Dekat di KLIP dengan Mba Rijo, tapi belum diunggah ke blog, dan hari ini langsung ada kelas online dengan beliau. Sungguh bahagia! Alhamdulillah.. Creative writing . Ternyata selama ini saya masih banyak salah kaprah tentang frasa ini. Creative writing saya kira hanya berlaku pada tulisan fiksi. Ternyata tidak, gaeess. Inti creative writing adalah bercerita, merangkum dan menyampaikan data dan fakta melalui cerita. Nah, supaya cerita yang disampaikan ini terstruktur dan enak dibaca, maka harus disusun secara deduktif atau induktif. Ini pernah dipelajari di bangku sekolah, ya. Tapi entah kenapa, kok, lupa aja gitu. Paragraf deduktif adalah paragraf yang inti b...

Titik Terang Toilet Training

Toilet training yang berkepanjangan membuat saya hampir putus asa. Namun sekarang tampak titik terang akan berakhirnya proses ini. Hehe. Alhamdulillah ‘alaa kulli haal . Ini masih serangkaian hikmah dibalik wabah yang saya rasakan. Yaitu mengenai progres signifikan toilet training si bocil. Sebenarnya proses toilet training ini sudah dimulai sejak lama, sekitar pertengahan tahun lalu. Akan tetapi ada saja yang menghambat sehingga si bocil tak kunjung bisa buang air di kamar mandi. Walaupun sudah sering dibilangin untuk "jangan pipis di celana", "kalau mau pipis harus bilang", tapi dia seolah santai saja. Bahkan ketika celananya sudah basah, kadang ia tidak mau ganti. Duh! Hal inilah yang membuat saya hampir menyerah. Salah satu hambatan terbesar maju-mundurnya proses ini adalah karena kami sering pergi-pergi saat weekend . Dan kalau pergi saat weekend, kami pakaikan popok lagi karena ngga mau repot, ya, ‘kan. Pernah suatu kali nekat tidak pakai popok saat ke mal...

Resep Minuman Sederhana ala Emak Pemalas

Seperti disclaimer di post sebelumnya, saya itu sebenarnya males banget di dapur. Akan tetapi di rumah terus-terusan membuat saya bolak-balik dapur karena ingin cemilan atau yang segar-segar, seperti minuman ini. Super simple ala emak yang males lama-lama di dapur. Wkwk. Milkshake Pisang 2 bh Pisang, bisa pisang fresh atau yang sudah beku 1 kotak Susu UHT coklat atau vanilla 125ml Es batu secukupnya 1 sdm Madu Cara membuat: Pertama, masukkan es batu ke dalam blender, disusul dengan pisang, kemudian susu, dan terakhir madu. Blender semuanya sampai tercampur rata. Sajikan. Kandungan gizi: Energi 140 kkal Karbohidrat 24 gr Lemak 4 gr Protein 6 gr Tambahan info : Pisang mengandung kalium yang baik untuk keseimbangan cairan tubuh. Kalium ini juga diperlukan saat seseorang mengalami diare. Milo Susu Bahan 1 sachet milo 1 kotak susu UHT full cream 125ml Es batu secukupnya 1 sdm susu kental manis Secukupnya coklat compound dilelehkan Cara membuat Masukkan es batu, ...

Hikmah Dibalik Wabah (3): Hmm…

Selain mengurangi frekuensi marah dan jajan, adanya social distancing dan work from home ini mau tidak mau membuat pak suami lebih memahami kondisi di rumah sehari-hari. Biasanya, ketika suami pulang kerja, saya menumpahkan uneg-uneg hari itu. Misalnya jika hari itu bocil rewel, atau rumah super berantakan, dan lain lain. Namun, walaupun saya ceritakan, suami hanya bisa mendengarkan karena ketika dia pulang kerja, rumah sudah rapi, dan bocil sudah tidak rewel. Tapi sekarang berbeda. Karena suami di rumah aja setiap hari dari pagi sampai sore, ia bisa melihat sendiri maksud curhatan saya sehari-hari. Di hari-hari awal WFH misalnya, saat bocil rewel, ia langsung bisa merasakan sendiri meng-handle anak yang rewel padahal ada pekerjaan yang harus dilakukan. Ia pun berkomentar, “mama biasanya begini toh di rumah”. Dan kalau sudah begitu, saya balas saja, “rasakan..muahahaha”. Hahaha. Kok, jahat amat saya. Wkwk. Intinya, suami jadi paham bagaimana rasanya jika setiap hari di rumah saja mengh...

Hikmah Dibalik Wabah (2): Mengurangi Jajan

Salah satu perbedaan yang paling terasa setelah adanya kampanye social distancing dan #dirumahaja adalah kami jadi mengurangi jajan. Terutama jajan minuman-minuman dingin seperti kopi-kopi. Padahal sebelumnya, si bapak hobi banget jajan minuman yang dingin dan manis gitu. Mulai dari Janji Jiwa, Roempi, apa aja yang ditemui di mal selalu dicicipi. Saya juga, sih, sesekali ikutan juga beli minuman dingin itu, terutama mocha float KFC, itu murah meriah. Wkwk. Nah, sekarang, jadi minim sekali kami jajan karena kan ngga ke mal, otomatis tidak ketemu kedai-kedai kopi tersebut. Efek lebih jauhnya tentu mengurangi sampah gelas plastik. Biasanya sampah gelas plastik ini udah penuh di tempat penampungan, tinggal menunggu ibu-ibu pemulung langganan sini. Tapi sekarang sudah tiga minggu dan sampah gelas plastik masih dikit. Hehe. Jajan-jajan makan di luar pun berkurang, walaupun masih sesekali order via GoFood atau take away dan drive thru. Alhasil, pengeluaran jajan makanan ini berkurang. Tapi, j...

Hikmah Dibalik Wabah (1)

Setelah beberapa minggu menerapkan social distancing, tidak keluar rumah kecuali memang perlu, bapake bekerja dari rumah alias WFH, ada satu hal yang saya sadari. Ternyata, akhir-akhir ini, saya jarang marah! Yeay! Alhamdulillah. Biasanya, hampir setiap hari ada saja hal yang membuat saya marah pada si bocil, walaupun hanya sekali atau beberapa menit saja. Tapi saya baru menyadari, sudah beberapa hari ini saya tidak marah-marah seperti biasa. Ini sebuah pencapaian luar biasa bagi saya. Wkwk. Tentu ada beberapa faktor, tapi yang utamanya karena bapake sekarang selalu di rumah. Artinya, saya tidak sendirian menghadapi bocil. Ketika saya capek, atau sibuk dengan urusan domestik, bocil bisa main dengan bapaknya. Alhamdulillah. Hal ini membuat saya tidak terlalu capek, sehingga tidak terlalu emosi. Kedua, dengan adanya bapake di rumah, saya tentu jadi ada teman ngobrol. Hehe. Tidak bisa main ke rumah teman, tapi selalu ada bapake yang bisa diajak diskusi sepanjang hari. Kecuali ketika dia s...